Tari Lulo atau yang biasa disebut dengan Tari Molulo adalah tarian tradisional yang berasal dari Provinsi Sulawesi Tenggara. Tarian ini merupakan tarian tradisional dari masyarakat Suku Tolaki yang dilakukan secara beramai-ramai atau masal dan dapat dilakukan oleh seluruh kalangan baik itu kaum pria maupun kaum wanita, tua maupun muda.
TarianSulawesi Selatan beserta gambarnya yang akan kami ulas adalah tari pa'pangngan yang umumnya dilakukan para gadis cantik memakai pakaian gelap atau hitam serta ornamen khas Toraja seperti kandaure. Pangngan Ma adalah menari ketika menerima tamu kehormatan sekaligus menyambut kata kata Tana Mo Pangngan Mali'ki, yaitu: Kisorong sorong mati
10Tarian Tradisional Daerah Sulawesi Tenggara, Gambar dan Penjelasannya Oleh silontong Diposting pada Oktober 10, 2018 Tarian tradisional daerah Sulawesi Tenggara merupakan budaya Indonesia yang harus terus ada sampai kapan pun juga. Dari Sabang sampai Merauke, beraneka ragam seni tari yang dimiliki sebagai khazanah kekayaan budaya.
Penampilantarian ini dalam acara hiburan bertujuan untuk menunjukkan kesenian khas dari Sulawesi Selatan. Para penari selain menggunakan pakaian yang menarik juga menggunakan berbagai aksesoris. Misalnya konde tusuk emas, gelang, anting dan kalung. Gambar Tari Kipas Pakarena
Tariandari Sulawesi Tenggara ini merupakan tarian tradisional Suku Tolaki yang dilakukan secara massal baik pria atau wanita untuk acara pernikahan adat, panen raya dan perayaan adat lainnya. Dengan iringan alat musik tradisional dan lagu adat, para penari akan saling berpegangan tangan dan membentuk formasi lingkaran yang diwariskan turun temurun hingga sekarang.
jRxD. Tarian Sulawesi Selatan – Sulawesi Selatan memiliki penduduk serta latar belakang heterogen seperti Suku Bugis, Suku Mandar dan Suku Makassar yang sangat dominan. Setiap suku tersebut juga punya ciri khas adat istiadat serta kebudayaan yang berbeda beda. Dikatakan jika ada 316 jenis tarian adat Sulawesi Selatan. 98 tarian merupakan tarian Bugis, 66 tarian Makasar, 116 tarian Mandar dan 36 tarian Toraja. Agar lebih jelas, berikut kami berikan beberapa tari Sulawesi Selatan yang paling terkenal. Daftar Nama Tarian Sulawesi SelatanTari ManimbongTari Pa’gelluTari PakarenaTari PattennungTari Ma’randingTari Ma’badongTari Pa’pangnganTari Gandrang BuloTari BosaraTari Pajoge Tari Manimbong Tarian adat Sulawesi Selatan adalah tari manimbong yang hanya dipertunjukkan ketika upacara adat Rambu Tuka. Para penari adalah pria yang merupakan bentuk ungkapan rasa syukur pada Tuhan. Dalam pertunjukannya, tarian Sulawesi Selatan ini menggunakan kostum pakaian adat khusus bernama Baju Pokko serta Seppa Tallu Buku serta selempang kain antik. Para penari nantinya juga akan membawa parang kuno atau la’bo penai serta tameng bundar kecil bermotif ukiran khas Toraja. Tari Pa’gellu Tari Pa’gellu adalah tarian dari Sulawesi Selatan khususnya Tana Toraja yang biasanya tampil sebagai rangkaian upacara adat Pa’gellu atau ma’gellu yang berarti menari dengan gembira, sambil menggoyangkan tangan dan badan dengan gemulai, meliuk liuk lenggak lenggok. Tarian ini bertujuan untuk menghibur penonton sekaligus menjadi ungkapan rasa gembira dan sukacita. Gerakan dari tarian Sulawesi Selatan ini menceritakan semangat, keseimbangan sopan santun dan kebersamaan. Untuk upacara rambu tuka atau syukuran akan ditampilkan tari pa’gellu dengan meriah. Sedangkan untuk upacara kematian rambu solo maka menjadi tabu untuk ditampilkan. Tari Pakarena Tari pakarena merupakan tarian daerah Sulawesi Selatan yang diiringi dengan dua kepala gandrang atau drum serta sepasang instrumen alat musik seperti puik puik atau suling. Tari ini pertama kali ada di abad ke-17 tahun 1903 pada saat Panali Patta Raja dilantik menjadi Raja Gantarang Lalang Bata. Meski memang tidak ada data pasti kemunculan tarian ini, namun masyarakat setempat beranggapan jika tari ini memiliki hubungan dengan Tumanurung. Dalam kepercayaan masyarakat, Tumanurung merupakan bidadari yang turun dari langit. Tumanurung ini memiliki tugas untuk memberikan petunjuk bagi manusia di bumi. Tari Pattennung Ini merupakan tarian yang berasal dari Sulawesi Selatan yang berkisah tentang wanita Sulawesi Selatan ketika sedang menenun. Tari pattennung juga menggambarkan kesabaran serta ketekunan para wanita Toraja dalam menenun benang hingga akhirnya membentuk kain. Tarian Sulawesi Selatan ini memakai pakaian khas yakni baju bodo panjang, lipaq sabbe atau sarung, curak lakba, rante ma’bule, pontoyang dan juga hiasan bangkara serta properti berupa sarung lempar. Ketika tarian ini dilakukan, maka akan diiringi juga dengan alat musik tradisional seperti gendang dan juga suling. Tari Ma’randing Tarian khas Sulawesi Selatan bernama ma’randing biasanya akan dipentaskan ketika pemakaman besar seperti orang dengan kasta yang tinggi. Penari akan mengenakan pakaian perang tradisional sambil membawa senjata sehingga tari ini merupakan tari perang atau tari patriotik. Kata ma’randing sendiri diambil dari kara randing yang berarti mulia ketika melewatkan. Dalam tarian ini akan diperlihatkan kemampuan menggunakan senjata militer sekaligus memperlihatkan keteguhan hati serta kekuatan seseorang yang sudah meninggal tersebut. Tarian Sulawesi Selatan ini dilakukan beberapa orang yang membawa perisai besar, pedang dan beberapa ornamen lain. Setiap benda tersebut merupakan simbol dengan makna tertentu seperti perisai dari kulit kerbau atau bulalang sebagai simbol kekayaan karena hanya orang kaya yang memiliki kerbau sendiri. Sementara pedang atau la’bo bulange, la’bo pinai, dokter atau la’bo todolo menjadi simbol kesiapan dalam berperang serta keberanian. Tari Ma’badong Tari ma’badong adalah nama tarian Sulawesi Selatan yang biasanya dilakukan pada Rambu Solo atau upacara kematian. Tarian ini dilakukan berkelompok dimana pa’bodong atau peserta akan membentuk lingkaran lalu saling berpegangan dengan mengaitkan jari kelingking mereka. Para pa’badong dalam tarian Sulawesi Selatan ini umumnya merupakan pria dan wanita setengah baya atau orang tua dengan pemimpin badong yakni Indo Badong untuk wanita atau Ambe Badong untuk pria. Pemimpin badong kemudian akan melantunkan Kadong Badong atau syair seperti riwayat hidup dari orang yang baru saja meninggal dari mulai dilahirkan hingga meninggal. Sementara untuk nyanyian akan dilakukan saling berbalas dan gerakan memiliki ritme sesuai dengan syair badong yang sedang dilantunkan. Tari Pa’pangngan Tarian Sulawesi Selatan beserta gambarnya yang akan kami ulas adalah tari pa’pangngan yang umumnya dilakukan para gadis cantik memakai pakaian gelap atau hitam serta ornamen khas Toraja seperti kandaure. Pangngan Ma adalah menari ketika menerima tamu kehormatan sekaligus menyambut kata kata Tana Mo Pangngan Mali’ki, yaitu Kisorong sorong mati Solonna pengkaboro’ki Rande pela’i toda Mala’bi tanda kiala Ki po tannu matoto. Kata pangngan memiliki arti sirih yakni penawaran sirih memperlihatkan jika tamu yang sedang datang tersebut sudah diterima dan dianggap bagian dari mereka. Penawaran ini akan diungkapkan setiap penari secara simbolis dengan memegang pangngan atau sirih. Sepanjang tarian dilakukan, maka pangngan atau sirih itu akan ditempatkan dalam kantong di depan mereka. Tari Gandrang Bulo Nama tarian dari Sulawesi Selatan ini adalah tari gandrang bulo yang berasal dari dua kata yakni gandrang dan bulo. Gandrang memiliki arti pukulan atau tabuhan dan bulo memiliki arti bambu. Tarian ini biasa ditampilkan beberapa orang dengan suasana ramai dan ceria diiringi tabuan gendang dan tabuan bambu. Ketika ditampilkan, biasanya akan diberikan dialog kritis namun sangat menghibur seperti masalah sosial, politik dan juga budaya. Tarian Sulawesi Selatan ini biasanya digunakan seniman untuk mengeluarkan keluh kesah mengenai sesuatu yang juga sering digunakan masyarakat untuk merespon kondisi sosial di sekitar. Tari Bosara Tari bosara merupakan tarian asal Sulawesi Selatan yang diperuntukkan menyambut tamu kehormatan. Dari sejarah, tari ini biasa dilakukan pada acara penting menjamu raja dengan suguhan kue sebanyak 2 kasera. Tari ini juga sering ditampilkan ketika menyambut tamu aging, pesta kebiasaan serta pesta kawin sehingga seringkali dipertunjukkan untuk ucapan rasa syukur, hormat dan menyambut kehadiran tamu. Tari Pajoge Tarian Sulawesi Selatan ini biasanya diperlihatkan di istana atau kediaman kalangan ningrat. Para penari sendiri adalah gadis dari kalangan rakyat biasa yang berguna sebagai tari hiburan para pria. Penonton dari kalangan ningrat akan duduk membentuk lingkaran dan penari kemudian menari secara melingkar sambil menyanyi dan mencari pasangan di tengah penonton. Ketika sudah menemukan pasangan, penari tersebut akan memberikan daun sirih pada pria yang sudah dipilih dan pria tersebut akan ikut menari bersama gadis tersebut. Untuk itulah, tari pajoge ini dijadikan sebagai tarian hiburan sekaligus media penghubung antara raja dan rakyat agar hubungan bisa semakin dekat dan raja semakin dicintai rakyatnya. Dari catatan sejarah, tarian ini sudah ada sejak Kerajaan Bone dan ada juga yang mengatakan sudah ada sejak abad ke-VII. Umumnya penari yang dipilih memiliki paras cantik dan mempunyai kelebihan yang bisa menarik perhatian baik raja atau rakyat. Para penonton nantinya diberikan kesempatan untuk Mappasompe pada salah satu Pajoge yang ia inginkan. Selain itu, ketentuan dalam tarian ini adalah setiap pria yang ingin Mappasompe maka harus memberikan uang atau benda lain.
Tarian Sulawesi Tenggara – Seperti yang diketahui Provinsi Sulawesi Tenggara memiliki berbagai macam kesenian yang muncul dan terus berkembang hingga sekarang. Kesenian tersebut berkembang sesuai dengan unsur-unsur budaya yang melekat pada daerah setempat. Dari banyaknya kesenian yang dimiliki, salah satu kesenian yang cukup menarik perhatian dari provinsi Sulawesi tenggara adalah seni tari. Jika ditelusuri ternyata ada banyak sekali tarian yang dimiliki oleh daerah ini yang mana memiliki ciri khas dan keunikan yang berbeda-beda. Nah untuk lebih jelas dan tahu apa saja tarian khas Sulawesi Tenggara. Berikut ini akan disajikan beberapa ulasan terkait tarian tradisional khas Provinsi Sulawesi Tenggara yang perlu diketahui, antara lain. Macam Macam Tarian Sulawesi Tenggara1. Tari Tari Tari Tari Tari Tari Tari Tari Tari Dinggu. Macam Macam Tarian Sulawesi Tenggara 1. Tari Mangaru. Tari Mangaru merupakan salah satu tarian khas dari Sulawesi Tenggara yang sudah sangat populer. Tari ini berasal dari daerah Sulawesi Tenggara yakni tepatnya di Desa Konde Kecamatan Kambowa Kabupaten Buton Utara. Tarian tradisional Sulawesi Tenggara ini menggambarkan keberanian laki-laki pada zaman penjajahan atau di medan peperangan. Jika dijabarkan sedikit tari ini menceritakan tentang dua laki-laki ketika berada di medan peperangan. Para penari pun merasakan gerakan-gerakan yang menunjukkan kedua laki-laki yang saling beradu kekuatan dengan menggunakan keris yang dipegangnya. Hampir sama dengan tarian pada umumnya, Tari Mangaru ini juga diiringi dengan musik tradisional khas Sulawesi Tenggara. Biasanya tari ini dipertunjukkan dalam berbagai acara-acara penting yang mengikutsertakan masyarakat setempat. 2. Tari Umoara. Tarian Sulawesi Tenggara dan penjelasannya selanjutnya adalah tari Umoara. Tari Umoara ini merupakan salah satu tarian tradisional khas Sulawesi tenggara yang dipakai untuk menyambut tamu agung. Selain itu tari Umoara ini juga dipertunjukkan ketika upacara pelantikan seorang raja. Hampir sama dengan Mangaru, tari ini juga merupakan tarian perang di Sulawesi Tenggara. Sehingga tidak heran jika tarian ini mempertontonkan kewaspadaan, ketangkasan, menyerang musuh dan juga membela diri dalam sebuah peperangan. Baca Juga Pakaian Adat Sulawesi Tenggara 3. Tari Malulo. Selain Tari Mangaru, kesenian tari yang juga identik dengan Sulawesi Tenggara adalah Tari Malulo. Bagi yang sudah pernah berkunjung ke Sulawesi Tenggara tentu sudah tidak asing dengan tarian tradisional Sulawesi Tenggara yang satu ini. Tari Lula atau yang biasa dikenal dengan nama Tari Malulo ini pada awalnya merupakan tarian sakral yang penuh dengan makna dan filosofi. Namun dalam perkembangannya tari Malulo ini sudah menjadi tarian rakyat yang bisa dilakukan dalam berbagai macam acara baik acara resmi ataupun acara umum. Perlu diketahui, Tari Malulo ini sangat digemari oleh para suku bangsa Tolaki yang mana akan ditarikan pada saat peristiwa tertentu. Misalnya ketika usai panen atau banyak terjangkit penyakit menular, suku bangsa Tolaki akan menarikan tarian ini. Tarian ini juga sering ditarikan ketika menjelang musim panen untuk menghormat para dewi panen. 4. Tari Mowindahako. Tari Mowindahako merupakan tarian adat daerah Sulawesi Tenggara. Tarian ini lebih bersifat eksklusif karena dilaksanakan hanya bagi golongan bangsawan atau anakia. Maksudnya tarian ini hanya dilaksanakan apabila suatu pinangan sudah diterima. Diadakannya tarian Mowindahako ini sebagai wujud rasa senang dan kebahagiaan atas diterima pinangat tersebut. Masyarakat setempat sering menyebut tari Mowindahoko ini dengan nama tarian membesara. beberapa orang menyatakan bahwa tarian ini sebenarnya hampir mirip dengan upacara adat perkawinan. 5. Tari Lariangi. Tarian khas Sulawesi Tenggara selanjutnya adalah Tari lariangi. Tarian ini merupakan tarian yang dipertunjukkan sebagai tarian pembukaan dalam sebuah acara pesta pertemuan sebagai wujud penghormatan. Seperti yang diketahui dalam berbagai kegiatan yang diselenggarakan di Sulawesi tenggara selalu ada apresiasi terhadap para tamu yang datang. Salah satunya dengan menyambut tamu dengan tarian Lariangi ini. Umumnya pada pementasan tarian Lariangi ini ditarikan oleh para penari wanita dan satu laki-laki. Perlu diingat bahwa tidak sembarang orang bisa menarikan tarian ini. Mengapa demikian? Hal tersebut karena tarian ini lebih sering dilakukan oleh para gadis yang berasal dari keturunan bangsawan. Belum diketahui apakah dengan perkembangan zaman yang semakin pesat ini, apakah tarian ini masih dianggap sakral dan dilakukan oleh orang tertentu saja. 6. Tari Gelangi. Selain Tari Mangalu, kesenian tari yang berasal dari kepulauan Buton Raya adalah tari Galangi. Di Sulawesi Tenggara, tarian ini sangat populer dan kental dengan sebutan yang bernuansa tarian perang dalam kerajaan. Tari Galangi sendiri merupakan sebuah tarian yang mengartikan sebuah ungkapan dan spontanitas gerakan dalam bentuk tarian yang mewujudkan bagaimana cara menghadapi musuh. Jika dilihat, ada sebelas kelompok pada Tarian Galangi ini yang mana terdiri dari beberapa kelompok. Pada masing-masing kelompok terdiri dari tujuh orang. berdasarkan sejarah dari Tari Gelangi, kelompok-kelompok tersebut memiliki tugas untuk mempertahankan kesultanan atau kerajaan jika ada serangan musuh. Namun apabila dalam kondisi aman, masing-masing kelompok dalam tarian Gelangi ini memiliki tugas yang berbeda-beda. 7. Tari Moida-Ida. Tari Moida-ida merupakan tarian khas Sulawesi Tenggara selanjutnya uang juga sangat populer. Tarian ini umumnya diiringi dengan nyanyian dan juga alat musik tradisional. Sedangkan bagian penarinya terdiri dari beberapa orang yang berkumpul membentuk lingkaran yang mana masing-masing berpegangan pada seutas sehingga seperti membentuk cincin. Jika dilihat pada sisi bagian atas, penampakan cincin akan sangat jelas terlihat oleh penonton yang menyaksikannya. sampai saat ini belum diketahui secara pasti apa maksud dari cerita cincin yang dihadirkan pada tarian tradisional ini. Namun beberapa cerita menyebutkan bahwa maksud dari makna cincin pada cerita ini menggambarkan seorang pria yang hendak ingin melamar wanitanya dengan menggunakan cincin. Baca juga Pakaian Adat Sulawesi Utara 8. Tari Lumense. Tari Lumense ini merupakan tarian yang berasal dari Sulawesi Tenggara tepatnya berasal dari kecamatan Kabaena Kabupaten Bombana. Arti dari tarian ini yaitu untuk pemujaan kepada para Dewa. Umumnya tarian ini sering dipersembahkan ketika upacara penyambutan tamu persta-persta rakyat yang ada di Kabupaten Bombana. Kata Lumense sendiri berasal dari kata Lume yang memiliki arti terbang. Sedangkan mense memiliki arti tinggi, oleh karenanya Lumense memiliki arti terbang tinggi. 9. Tari Dinggu. Tari Dinggu merupakan tarian tradisional dari Provinsi Sulawesi Tenggara yang mana merupakan tarian rakyat yang kaya akan makna. Tarian ini menggambarkan sifat kegotong-royongan masyarakat daru suku bangsa Tolaki. Gotong royong yang dimaksud yakni sifat gotong royong yang dilakukan ketika musim panen padi tiba. Umumnya tarian ini ditampilkan oleh para penari wanita dan lagi yang menggunakan kostum atau busana petani pada zaman dulu. Berdasarkan cerita sejarah, tarian ini muncul berawal dari kebiasaan dari masyarakat Tolaki yang melakukan panen padi dengan cara bergotong-royong. Mulai dari aktivitas memetik hingga membawa semua hasil panen padi ke rumah. Setelah kegiatan panen padi selesai dan sudah terkumpul semuanya, maka akan diadakan acara modinggu. Modinggu merupakan kegiatan menumbuk padi hasil panen yang dilakukan secara bersama-sama oleh para muda mudi. Nah demikian beberapa informasi singkat terkait tarian Sulawesi Tenggara dan gambarnya dari daerah Sulawesi Tenggara. Bagaimana sangat menarik dan beragam sekali budaya yang ada di Indonesia, bukan? Semoga informasi terkait kesenian tari di atas memberikan manfaat kepada para pembaca dan agar kedepannya tetap mau menjaga budaya Indonesia yang begitu menarik tersebut.
gambar tari dari sulawesi