by Ahmad Haiban. Dunia dan seisinya adalah amanah Allah. Semua akan dipertanggungjawabkan di hadapan Allah di akhirat. Semakin tinggi jabatan, kedudukan, dan semakin banyak nikmat yang diterima seseorang di dunia, maka semakin berat pula tanggung jawabnya di akhirat. Karena itu, sangatlah bodoh orang yang siang malam sibuk mengejar dunia demi
“Dan kehidupan dunia ini hanya senda gurau dan permainan. Dan sesungguhnya negeri akhirat itulah kehidupan yang sebenarnya, sekiranya mereka mengetahui” (QS. Al-Ankabût: 64). Kebahagiaan bagi pembangkang syariat. Adapun kenikmatan yang diberikan kepada mereka yang bahkan yang tidak beriman kepada Allah, janganlah membuat kita merasa sedih.
1. Kehidupan Di Dunia Hanya Sementara Kehidupan dunia bukanlah kehidupan hakiki dan ia diibaratkan perhentian seorang musafir buat seketika untuk sampai ke tempat tujuannya. Dunia hanyalah tempat sementara sebagai jambatan yang menghubungkan kepada kehidupan akhirat yang kekal abadi. Maksimumkan manfaat keberadaan di dunia dengan sebaik-baiknya.
Artinya: "Bekerjalah untuk duniamu seakan-akan engkau akan hidup selamanya dan bekerjalah untuk akhiratmu seakan-akan kamu akan mati esok" Dari ayat ini dapat diambil hikmah, yaitu : hendaknya kita dapat hidup secara seimbang, dengan mengutamakan kebahagiaan akhirat sebagai visi kita, dan juga merengkuh kehidupan dunia serta kenikmatannya sesuai dengan ridha Allah, sebagai bekal kita untuk
Lantas nikmat apa saja yang akan ditanyakan kepada manusia di akhirat kelak? Dilansir dari laman Mawdoo3, Imam At-Thabari menyebutkan dalam tafsir ayat ini, bahwa Allah SWT akan bertanya kepada manusia tentang kenikmatan yang telah diberikan kepadanya di dunia ini, dan ulama berbeda pendapat dalam tafsir tentang apa yang dimaksud dengan kenikmatan, di antaranya waktu luang dan kesehatan
Tf4C.
kenikmatan dunia dibanding akhirat